Friday, January 20, 2012

Faktor yang mempengaruhi kelarutan

1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.

3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.

4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.
Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas.
Zat terlarut + pelarut → larutan + panas
Contoh : KOH dan K2SO4
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya :
a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.
b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c. Saturatio
d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

5. Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.

6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.

7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.

Thursday, January 19, 2012

cara menyimpan gambar dari word 2010 ke jpg

Microsoft Word
gambar merupakan salah satu instrumen penting dalam dalam sebuah dokumen, biasanya berupa microsoft word, power point, pdf dll. dan dengan adanya gambar, maka pembaca akan lebih tertarik untuk membacanya.
langsung saja ya, disini kita akan menggunakan trik dibawah ini
  1. bukalah doc word 2010 yang akan diambil gambarnya
  2. kemudian klik save as
  3. pada bagian save as type, pilih (web page,filtered (html,html))
  4. kemudian klik save (nanti akan keluar "warning", klik yes ya.....,)
  5. setelah itu buka kembali, file yang baru di save as tadi (filenya berupa HTM file)
  6. klik kanan pada gambarnya dan pilih save as picture
  7. dan pada bagian save as type, pilih jpg (jangan lupa dikasih nama ya.....,)
  8. klik save (selesai deh...,)

Wednesday, January 18, 2012

Proses Salting out

Dalam keseharian menjadi seorang sains, kita pasti sudah tahu bahwa banyak sekali istilah-istilah asing yang belum kita ketahui. Kalaupun kita tahu, pasti mayoritas dari kita akan lupa bila kita jarang untuk membacanya apalagi menulisnya. Sehingga untuk hal ini, anggap saja saya sebagai pengingat agar anda merasa selalu ingat akan pengetahuan yang selama ini anda pahami dan anda dalami. Untuk hal itu, saya akan sedikit menjelaskan sekaligus untuk lebih mempertajam ingatan saya dalam memahami hal ini. Salting out, adalah proses penambahan larutan elektrolit ke dalam fase air yang mengandung senyawa organik, penambahan larutan elektrolit ini difungsikan agar kelarutan senyawa organik dalam air bisa menurun dan juga konsentrasi senyawa organik dalam fase organik akan lebih besar dari pada dalam fase air.
Bisa kita contohkan pada proses dibawah ini : senyawa asam asetat(CH3COOH) yang dilarutkan dengan air(H2O) kemudian ditambahkan dengan larutan klorofom(CHCl3), maka kelarutan asam asetat dalam air akan lebih besar dibandingkan kelarutan asam asetat pada klorofom. Hal ini disebabkan karena air dan asam asetat mempunyai sifat polar, sedangkan klorofom bersifat non polar. Dan bila kita ingin, agar kelarutan asam asetat dalam air menurun dan konsentrasinya dalam fase organik (klorofom) lebih besar, maka kita harus menambahkan larutan elektrolit, misal garam(NaCl) pada campuran antara larutan asam asetat dan klorofom tersebut. Karena garam bersifat lebih polar dari pada asam asetat, maka air akan cenderung mengikat garam dari pada asam asetat dan asam asetat akan lebih banyak terdistribusi ke klorofom dari pada ke air.

Prinsip kerja ekstraktor soxhlet

Ekstraktor Soxhlet
Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).
Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.
1.    Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan).
2.    Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3.    Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)
                                              


                                                     gambar dari ekstraktor soxhlet
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1.    Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2.    Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3.    Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.    Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5.    Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6.    Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan

Sunday, January 15, 2012

Prinsip kerja Rotary vakum evaporator


Rotary Vakum Evaporator
Dalam keseharian seorang yang mempunyai hubungan erat dengan sains, kita pastinya sudah harus bisa mengetahui beberapa nama instrumen beserta fungsi, cara kerja dan prinsip kerja. Karena suatu saat suatu instrumen akan berguna bagi kita pada waktu dimana kita sangat memerlukannya. Untuk itu kita harus tahu beberapa pengertian, fungsi, cara kerja serta prinsip kerja dari suatu instrumen tersebut. Salah satu instrumen yang ingin sedikit saya jelaskan disini adalah rotary vakum evaporator.
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary vakum evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.



 Pada gambar diatas, akan saya jelaskan beberapa nama beserta fungsinya :
1.    Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
2.    Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi “sampel”
3.    Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
4.    Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.
5.    Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6.    Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7.    Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8.    Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung.
Perlu diperhatikan, bahwa penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan menggunakan hot plate yang dibantu dengan penurunan tekanan pada labu alas bulat “sampel” yang dipercepat dengan pemutaran pada labu alas bulat “sampel”. Dengan bantuan pompa vakum yang mengalirkan air dingin (es) dari suatu wadah kedalam kondensor dan dikeluarkan lagi oleh kondensor kepada wadahnya lagi dan dimasukkan lagi dan seterusnya, karena proses ini berjalan secara kontinyu. sehingga ketika uap dari pelarut mengenai dinding-dinding kondensor, maka pelarut ini akan mengalami yang proses yg dinamakan proses kondensasi, yaitu proses yang mengalami perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Adapun demikian, proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh pelarut yang sudah tidak menetes lagi pada labu alas bulat penampung dan juga bisa dilihat dengan semakin kentalnya zat yang ada pada labu alas bulat sampel dan terbentuk gelembung-gelembung pecah pada permukaan zatnya.

Friday, January 20, 2012

Faktor yang mempengaruhi kelarutan

1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.

3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.

4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.
Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas.
Zat terlarut + pelarut → larutan + panas
Contoh : KOH dan K2SO4
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya :
a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.
b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c. Saturatio
d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

5. Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.

6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.

7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.

Thursday, January 19, 2012

cara menyimpan gambar dari word 2010 ke jpg

Microsoft Word
gambar merupakan salah satu instrumen penting dalam dalam sebuah dokumen, biasanya berupa microsoft word, power point, pdf dll. dan dengan adanya gambar, maka pembaca akan lebih tertarik untuk membacanya.
langsung saja ya, disini kita akan menggunakan trik dibawah ini
  1. bukalah doc word 2010 yang akan diambil gambarnya
  2. kemudian klik save as
  3. pada bagian save as type, pilih (web page,filtered (html,html))
  4. kemudian klik save (nanti akan keluar "warning", klik yes ya.....,)
  5. setelah itu buka kembali, file yang baru di save as tadi (filenya berupa HTM file)
  6. klik kanan pada gambarnya dan pilih save as picture
  7. dan pada bagian save as type, pilih jpg (jangan lupa dikasih nama ya.....,)
  8. klik save (selesai deh...,)

Wednesday, January 18, 2012

Proses Salting out

Dalam keseharian menjadi seorang sains, kita pasti sudah tahu bahwa banyak sekali istilah-istilah asing yang belum kita ketahui. Kalaupun kita tahu, pasti mayoritas dari kita akan lupa bila kita jarang untuk membacanya apalagi menulisnya. Sehingga untuk hal ini, anggap saja saya sebagai pengingat agar anda merasa selalu ingat akan pengetahuan yang selama ini anda pahami dan anda dalami. Untuk hal itu, saya akan sedikit menjelaskan sekaligus untuk lebih mempertajam ingatan saya dalam memahami hal ini. Salting out, adalah proses penambahan larutan elektrolit ke dalam fase air yang mengandung senyawa organik, penambahan larutan elektrolit ini difungsikan agar kelarutan senyawa organik dalam air bisa menurun dan juga konsentrasi senyawa organik dalam fase organik akan lebih besar dari pada dalam fase air.
Bisa kita contohkan pada proses dibawah ini : senyawa asam asetat(CH3COOH) yang dilarutkan dengan air(H2O) kemudian ditambahkan dengan larutan klorofom(CHCl3), maka kelarutan asam asetat dalam air akan lebih besar dibandingkan kelarutan asam asetat pada klorofom. Hal ini disebabkan karena air dan asam asetat mempunyai sifat polar, sedangkan klorofom bersifat non polar. Dan bila kita ingin, agar kelarutan asam asetat dalam air menurun dan konsentrasinya dalam fase organik (klorofom) lebih besar, maka kita harus menambahkan larutan elektrolit, misal garam(NaCl) pada campuran antara larutan asam asetat dan klorofom tersebut. Karena garam bersifat lebih polar dari pada asam asetat, maka air akan cenderung mengikat garam dari pada asam asetat dan asam asetat akan lebih banyak terdistribusi ke klorofom dari pada ke air.

Prinsip kerja ekstraktor soxhlet

Ekstraktor Soxhlet
Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).
Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.
1.    Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan).
2.    Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3.    Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)
                                              


                                                     gambar dari ekstraktor soxhlet
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1.    Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2.    Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3.    Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.    Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5.    Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6.    Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan

Sunday, January 15, 2012

Prinsip kerja Rotary vakum evaporator


Rotary Vakum Evaporator
Dalam keseharian seorang yang mempunyai hubungan erat dengan sains, kita pastinya sudah harus bisa mengetahui beberapa nama instrumen beserta fungsi, cara kerja dan prinsip kerja. Karena suatu saat suatu instrumen akan berguna bagi kita pada waktu dimana kita sangat memerlukannya. Untuk itu kita harus tahu beberapa pengertian, fungsi, cara kerja serta prinsip kerja dari suatu instrumen tersebut. Salah satu instrumen yang ingin sedikit saya jelaskan disini adalah rotary vakum evaporator.
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary vakum evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.



 Pada gambar diatas, akan saya jelaskan beberapa nama beserta fungsinya :
1.    Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
2.    Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi “sampel”
3.    Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
4.    Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.
5.    Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6.    Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7.    Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8.    Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung.
Perlu diperhatikan, bahwa penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan menggunakan hot plate yang dibantu dengan penurunan tekanan pada labu alas bulat “sampel” yang dipercepat dengan pemutaran pada labu alas bulat “sampel”. Dengan bantuan pompa vakum yang mengalirkan air dingin (es) dari suatu wadah kedalam kondensor dan dikeluarkan lagi oleh kondensor kepada wadahnya lagi dan dimasukkan lagi dan seterusnya, karena proses ini berjalan secara kontinyu. sehingga ketika uap dari pelarut mengenai dinding-dinding kondensor, maka pelarut ini akan mengalami yang proses yg dinamakan proses kondensasi, yaitu proses yang mengalami perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Adapun demikian, proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh pelarut yang sudah tidak menetes lagi pada labu alas bulat penampung dan juga bisa dilihat dengan semakin kentalnya zat yang ada pada labu alas bulat sampel dan terbentuk gelembung-gelembung pecah pada permukaan zatnya.

 

Pesantren Modern al-Amanah

My Visitors

free counters

Translate

Popular Posts

Followers

MyFreeCopyright.com Registered & Protectedfor copyright
 

Templates by Profile Link Services | website template | article spinner by Blogger Templates