Ekstraktor Soxhlet |
Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.
1. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan).
2. Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)
gambar dari ekstraktor soxhlet
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
Kan katanya pelarutnya harus selalu baru,kalo saya pake pelarut bekas ekstraksi sebelumnya gimana? Ekstrak sebelumnya ditarik pelarutnya pake rotary evaporator. Pelarut kaya gitu dianggep baru ato bekas? Makasih
ReplyDeleteBersihin dlu pake aquadest biasanya kaa
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGag ngertii..
ReplyDeleteTx,,
ReplyDeletePersiapan buat ujian ni.. Wkwk
Terimakasih atas informasi ilmunya
ReplyDeleteMengapa sampel harus dihaluskan?
ReplyDeleteAgar mudah untuk ektraksi
ReplyDeleteBaca ini sejam sblm ujian dong ::
ReplyDeleteBisa kasi tau perbandingan untuk soylesitin nabati
ReplyDeleteGa ngerti,ajarin dong
ReplyDeleteTerima kasih penjelesannya kak, sangat bermanfaat
ReplyDeleteKa kalau tidak dikasih batu didih gimana
ReplyDeleteBantu jawab. Tujuan dikasih batu didih itu supaya panasnya merata di labu didihnya. Untuk menghindari terjadjnya ledakan pada labu alas bulat.
DeleteMakasih bang
ReplyDeleteSaya akan meng ektrak ulat jerman, ada yang memberi petunjuk?
ReplyDeleteSaya akan meng ektrak ulat jerman, ada yang dapatmemberi petunjuk?
ReplyDelete