Pada posting sebelumnya, mungkin kita sudah paham tentang ciri-ciri senyawa kovalen polar dan nonpolar versi SMA atau bisa disebut dengan tingkat amatir lah, hehehhe kalau belum tahu, silahkan klik disini saja.
Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui tentang kepolaran suatu senyawa yaitu dengan melihat harga momen dipolnya (momen dipol adalah jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul), bila harga momen dipolnya lebih besar dari pada nol maka senyawa tersebut tergolong senyawa kovalen polar, namun bila harga momen dipolnya sama dengan nol maka senyawa tersebut tergolong senyawa kovalen nonpolar.
Seperti pembahasan sebelumnya, senyawa kovalen memiliki beberapa ciri, dan salah satu satu cirinya yaitu keelektronegatifan. adanya keelektronegatifan antara dua atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang lebih elektropositif kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron. akibatnya pada atom yang lebih elektropositif terjadi muatan parsial positif, sedangkan pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial negatif. seperti yang terjadi pada molekul HF, H berinisial parsial positif sedangkan F berinisial parsial negatif.
Adanya perbedaan muatan parsial ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya dari atom dengan muatan parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih elektropositif ke atom yang lebih elektronegatif. arah momen ikatan ditunjukkan dengan tanda . tanda ini menunjukkan ke atom manakah pasangan elektron ikatan kovalen atau rapatan elektron ikatan kovalen lebih tertarik.
Momen ikatan timbul bila ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom merupakan ikatan kovalen polar. ikatan kovalen polar terjadi antara dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda. dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda ini dapat berupa atom seperti atom H dan atom F pada senyawa HF
Jadi intinya adalah untuk mengetahui momen dipol bernilai nol (non polar) atau lebih dari nol (polar) maka kita bisa menghitungnya melalui momen ikatan. misalnya pada senyawa NH3 , jumlah momen ikatannya ada 3 karena yang berikatan ada 3 atom. arah dari momen ikatannya dari semua atom H menuju atom N karena atom atom H lebih elektropositif dan atom N lebih elektronegatif, kemudian bila dijumlahkan momen ikatannya maka momen dipolnya = 3. berarti senyawa NH3 adalah polar. untuk menentukan arah momen dipol tidak hanya pada senyawa yang berikatan tunggal saja, tapi ada yang berikatan rangkap 2 dan 3. untuk lebih lanjut silahkan klik disini saja.
sumber diambil dari buku TEORI VSEPR oleh prof.Effendy, Ph,D.
Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui tentang kepolaran suatu senyawa yaitu dengan melihat harga momen dipolnya (momen dipol adalah jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul), bila harga momen dipolnya lebih besar dari pada nol maka senyawa tersebut tergolong senyawa kovalen polar, namun bila harga momen dipolnya sama dengan nol maka senyawa tersebut tergolong senyawa kovalen nonpolar.
Seperti pembahasan sebelumnya, senyawa kovalen memiliki beberapa ciri, dan salah satu satu cirinya yaitu keelektronegatifan. adanya keelektronegatifan antara dua atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang lebih elektropositif kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron. akibatnya pada atom yang lebih elektropositif terjadi muatan parsial positif, sedangkan pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial negatif. seperti yang terjadi pada molekul HF, H berinisial parsial positif sedangkan F berinisial parsial negatif.
Adanya perbedaan muatan parsial ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya dari atom dengan muatan parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih elektropositif ke atom yang lebih elektronegatif. arah momen ikatan ditunjukkan dengan tanda . tanda ini menunjukkan ke atom manakah pasangan elektron ikatan kovalen atau rapatan elektron ikatan kovalen lebih tertarik.
Momen ikatan timbul bila ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom merupakan ikatan kovalen polar. ikatan kovalen polar terjadi antara dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda. dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda ini dapat berupa atom seperti atom H dan atom F pada senyawa HF
Jadi intinya adalah untuk mengetahui momen dipol bernilai nol (non polar) atau lebih dari nol (polar) maka kita bisa menghitungnya melalui momen ikatan. misalnya pada senyawa NH3 , jumlah momen ikatannya ada 3 karena yang berikatan ada 3 atom. arah dari momen ikatannya dari semua atom H menuju atom N karena atom atom H lebih elektropositif dan atom N lebih elektronegatif, kemudian bila dijumlahkan momen ikatannya maka momen dipolnya = 3. berarti senyawa NH3 adalah polar. untuk menentukan arah momen dipol tidak hanya pada senyawa yang berikatan tunggal saja, tapi ada yang berikatan rangkap 2 dan 3. untuk lebih lanjut silahkan klik disini saja.
sumber diambil dari buku TEORI VSEPR oleh prof.Effendy, Ph,D.
2 comments:
prof efendy dosen saya
Post a Comment